PUISI AKROSTIK
adalah puisi yang ditulis berdasarkan huruf-huruf awal dari sebuah kata/kelompok secara vertikal dari atas ke bawah.
TUHAN ADALAH SEGALANYA
Terkadang aku malu akan keteledoranku.
Untuk tidak sepenuhnya menjalankan perintahMu.
Hanya saja aku tak kuat untuk meronta.
Andai kau tahu, betapa aku ingin kau tuntun.
Niscaya agar aku tetapa dijalanmu.
Allah maha segalanya.
Dalam doa kupanjatkan seluruh inginku.
Agar aku dapat ridhoMu kelak.
Lama ku mendambakan keikhlasanMu.
Ambang menuju kebahagiaan ku raih.
Hamparan langit luas adalah ragaMu.
Sungguh aku merindukan kasihMu.
Entah mimpi apa yang aku rasa.
Getarannya begitu dahsyat di jiwa.
Aku hamba yang lemah di khadiratMu.
Lusuh kaki melangkah menghadapMu.
Adakah secercah harapan yang kau beri.
Napak tilas kembali diri ini.
Yang lama telah melupakan ajaranMU.
Akulah insan papa yang butuh bimbinganMu ya Allah.
***
Papafrenk, 020521
RINDU KAMU
Rasa yang selama ini bernaung dihati.
Ingin ku memelukmu dalam imagi tinggi
Namun apakah mungkin aku bisa mewujudkan.
Dengan segala keindahan hati ini aku memohon.
Untuk kiranya engkau sudi ku peluk.
Karena ku hanya ingin mencintaimu.
Akankah kurasa rindu semakin dalam.
Manakala mengingatmu sepanjang hari.
Usahlah kau menjauh dari diriku sayang.
***
Papafrenk, 010521
KASIH BUNDA
Kasihmu ku rindukan sepanjang masa.
Abadi hingga usiamu renta.
Sejuk dan selalu menjadi inspirasiku.
Impian selama ini dalam hidupku.
Hadir dimana tempat ku berada.
Bagai mata air yang tak pernah mengering.
Umpama ku lentera di kehidupanmu.
Nyanyian kasih serapahkan janji.
Dalam tidurku ingin bermimpi memelukmu.
Agar aku bisa senantiasa menjagamu bunda.
***
Papafrenk, 010521
JANJI HATI
Jangan pernah dustai hati.
Andai kau mencintai.
Nanti akan ada kecewa.
Itulah cinta.
Harus kita renungkan.
Apa yang kita rasa.
Tuk sekedar napak tilas.
Izinkan ku rangkai kata.
***
Papafrenk, 151221
INDONESIA BERBAKTI
Impianku sangat sederhana.
Nyata adalah keinginan semua insan.
Doa serta usaha yang paling utama.
Om swastyastu untuk kita semua.
Niscaya negara tentram.
Engkau ku sanjung setinggi langit.
Seperti rembulan yang bergantung.
Indah nan asri alam kami.
Angkasa menyongsong kedamaian.
Bijaksanalah wahai sang penguasa.
Engkau punggawa kami.
Rakyat merindukan perdamaian.
Bersama pengorbananmu untuk negeri.
Andai saja segalanya bisa terjadi.
Keteladananmu menjadi hakiki.
Terus sisihkan egomu untuk pribadi.
Ibadah dan ikhtiar adalah kunci sejati.
***
Papafrenk, 151221