_ MONOLOG DIRI_
Banyak cerita di pagi hari yang aku tuangkan disisi ingatanku. Baik itu cinta sampai keseimbangan dalam hidup. Bonusnya adalah bagian hati yang tak pernah dijamah oleh nurani cinta.
Aku mengenal bnayak sekali akan hal itu. ya cinta. Sampai saat ini aku merasakan sakit hati karena dimainkan cinta. Sakit sekali. Tapi ya sudah aku biarkan saja. Habis mau dikata apa. Wong semua sudah berjalan dan berlalu. Ga bisa aku pungkiri.
Jejakku saat ini tidaklah lain adalah sesekali mengingat akan masa dulu aku bersamanya. Bukan kamu, juga bukan dia. Aku hanya ingin ingat kepada Tuhan. Karena Dia yang selalu membuat hatiku nyaman dan mampu membuat aku berdiri di jalanNya.
Bangun tidurku semakin usang dengan cerita yang dulu indah ketika pagi. Kini semakin suram cerita diwajahnya. Absrak tidak seperti dulu. Selalu dan selalu berdua. Minimal ia membuatkan kopi untuk aku lelakinya.
Kembali ke cerita awal. Semilir angin membawa aku di tahun silam. Ketika aku masih rajin belajar di bangku sekolah. Masa remaja, masa dimana banyak wanita yang simpati dengan penampilanku yang unik. Ada yang bilang kuno, ada juga yang bilang urakan, ga jelas gitu. Aku sih enjoy aja. Ga pernah aku perdulikan dengan perkataan orang. Sebab yang aku jalani semua sudah pas. Tepat. Kalau menurut mereka ada yang salah dari yang aku kenakan ya itu persepsi mereka. Biar saja. Semua orang berhak menilai karena memang mereka yang bisa menilai.
Segitu saja. Aku terus berjalan, terus belajar sampai akhirnya aku dinyatakan lulus oleh guru yang sebenarnya tidak menginginkan kelulusanku. Aneh. Kenapa? Karena sayang atau otakku belum mampu untuk ke jenjang berikutnya. Uhh benar saja, tapi nyatalnya aku lulus. Walau dengan nilai yang serba pas pasan. Sungguh prihatin.
Aku tidak bisa apa apa tentang kurikulum belajar. Seringnya semua siswa seperti sudah menjadi wajib untuk menyontek berjamaah.
Dulu dan sekarang sama saja, seperti sudah menjadi adat{nyontek} . Guru bukannya tidak tahu. Mereka lebih tahu, tapi ya sudah. Gurunya pun molor,
Keinginanku menjadi penulis. Tapi belum tersampaikan. Entah kapan, aku tak tahu. Tapi aku yakin suatu saat karya karyaku banyak diminati dan dibaca orang. Segala sesuatu yang terus di usahakan dan di upayakan pasti ada hasilnya. Aamiin. Aku sangat yakin itu. Meski terkadang rasa yakin menjatuhkan keyakinanku ketika sebuah media selalu menggagalkan jalanku. Belum memenuhi syaratlah, masih banyak yang kuranglah, harus diperbaikilah. Oke aku selalu terima. putus asa, boring, jenuh pasti ada. Tapi aku terus mencoba apa yang mereka ingini.
Mulai belajar menulis. Mulai belajar mengapresiasikan setiap kejadian. Baik itu ilusi maupun realita. Mulai sering mencari kata kata yang seperti pujangga. Imajinasi terlontar ketika aku disakiti oleh wanita. Dihianati. Banyak sekali kata kata yang aku curahkan lewat kertas dan pena. Karena saat itu belum ada digital.
Sampai kini sudah banyak tulisanku yang menurutku lumayan bagus. Menurutku lho. Sehat dan tawakal intinya. Edisi berikutnya kalian tinggal kunjungi saja blog ku...... Terimakasih.