MENGGAPAI BAYANGMU
PUISI BEBAS ROMAN
. Foto by : pixabay |
BAYANG SEMU
Aku adalah bayang semu dikala hujan
Pekat malam menjelma dalam peraduan
Aku bukanlah dia diatas segala rupa
Hanyalah hamba sahaja yang hina
Lihatlah disana, bening air mengalir
Laksana sungai tanpa tepian
Puing puing kesedihan bukan impian
Di gurun aku mencari teduhan
Lereng bukit menjadi tumpuan
Langkahku pasrah tanpa tujuan
Syair malam adalah teman dikala duka
Menjelma bak alunan nada
Aku adalah aku, bukan pujangga
Ketika cakrawala menganga kata
Aku kembali dimana dulu aku bercermin
Mencoba meniti bersama mimpi
Imajiku satu dalam ilusi
Tepiskan kegetiran diri
Aku meronta, menikam takdir
Menampar ambisi yang mencibir
Mencaci segala rasa yang hadir
Aku adalah aku, putra musyafir
*
papafrenk,220721
LEWAT TENGAH MALAM
Dan hampir aku terkejut.
Menapaki kegelapan.
Gulita tak terlihat.
Hitam... pekat.
Sumbu sumbu asap yang menjadi kabut.
Membuat indreraku terhambat.
Tak terlihat.
Oh... aku seperti tenggelam di tengah malam.
Dimana kalian, dimana teman-temanku.
Aku tertunduk lemas.
Merasakan lelah.
Sebentar ku seka peluh yang mengalir.
Seperti tak ada kehidupan.
Semua diam ! Lengang !
Suara hewan pun tak terdengar.
Aku melangkah lagi.
Mencari jejak kakiku kembali.
Berharap bertemu sang bidadari.
Tersamar dihadapanku engkau merayu.
Mengajakku berlari.
Pintalah pada sekuntum mawar yang masih mengembang.
Sujudlah syukur padaNya.
Dialah maha segalaNya.
Bukan aku.
Bukan mereka atau kalian sang penjilat.
*
Papafrenk, 26012021.0039
TENTANG MALAM
Kau hitam.
Rupamu gelap.
Kau tak pernah berwarna.
Kau syarat dengan hening.
Penuh kesunyian.
Selalu diam di antara bintang.
Namun di balik itu,
Kau selalu bersahaja.
Banyak insan mengagumi.
Tempat menginspirasi.
Tumpuan pecinta seni.
*
plumpank. Selasa 26 mei 2020 (00;11)
Papafrenk.ENGKAU
Engkau adalah engkau.
Bukan aku.
Juga bukan dia.
Engkau adalah kepekatan malam.
Yang hitam.
Yang kelam.
Engkau adalah kepasrahan.
Kemalangan.
Ketiadaan.
Engkau adalah penyesalan.
Yang pahit.
Yang terhimpit dosa yang pernah kau buat.
Engkau adalah bumi yang menangis.
Terseret angin malam.
Mendesir. Menggigil.
Engkau adalah janji,
yang ingkar.
Yang tak tertepati.
Engkau adalah bait yang hilang.
Dan tertinggal.
Engkau adalah awal.
Yang akhir.
*
Papafrenk, Pademangan,17 juni 2020(21;44)
JINGGAKU
Di antara senja yg sering terlewati.
Aku masih merindukanmu,
Kehadiran jinggamu indah di ujung temaram.
Siluet wajah bangir tersenyum di atas langit sore.
Guratan tinta sang Ilahi.
Siluet wajah bangir tersenyum di atas langit sore.
Guratan tinta sang Ilahi.
Mengajakku menatap dalam makna yg tersirat.
Itukah ?
Benarkah ?
Itukah ?
Benarkah ?
Belalakan dua bola mata tak kunjung kedip.
Bawa aku kesana...
Antarkan aku menemuinya.
Biar ku jemput cinta itu.
Luluh,,,
Sejenak perlahan langit itu menghitamkan jingga.
Menjadi gelap dan hilang.
Berarak tebal berlari dari angin yang datang.
Tersapu, terhampar hingga lusuh tak terbentuk.
Terdiam,,,
Tertunduk lesu menutupi wajah dengan jemari tangan.
Disana angin masih memutar.
Merotasi jingga di senja yang terkatung.
Hingga terbentuk wajah malam sempurna
Di dampingi rembulan yang tersenyum indah.
Engkaulah sang Halik.
Maha raja dunia.
Jinggaku telah Kau sempurnakan.
Terimakasih.
*
Papafrenk 1-08-20 (08;03) pademangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar